Unsur dan ciri khas Cerita_pendek

Cerita pendek cenderung tidak kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.

Dalam bentuk-bentuk cereka yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatik: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bahagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.

Format ia yang pendek mendorong sama ada pola sebegini dapat dimuatkan mahupun sebaliknya. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek moden hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis. Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuah cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya. Cerpen mempunyai 2 unsur iaitu:

Unsur intrinsik

Unsur ini bersifat membangun karya itu sendiri. Ia mencakup aspek-aspek berikut:

  • Tema: ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber pada cerita.
  • Latar (setting): tempat, waktu, suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas di mana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
  • Jalan cerita / alur (plot): susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Ia bisa dibahagikan menjadi 3:
  1. Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
  2. Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
  3. Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.

Alur meliputi beberapa tahap:

  1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan, waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
  2. Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
  3. Puncak ketegangan / klimaks: masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
  4. Ketegangan menurun / antiklimaks: masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
  5. Penyelesaian / resolusi: masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
  • Perwatakan - menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
  1. Dialog tokoh
  2. Penjelasan tokoh
  3. Penggambaran rupa atau fizikal tokoh
  • Tokoh - orang yang diceritakan serta banyak mengambil peranan dalam cerita:
  1. Protagonis: tokoh utama cerita
  2. Antagonis: tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
  3. Tritagonis: penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan
  • Nilai (amanat) - pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.

Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:

  • Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
  • Latar belakang kehidupan pengarang
  • Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan